suaragaruda.com – Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi Komunikasi dan Pemberdayaan Daerah Kadin Indonesia, Erwin Aksa menegaskan bahwa untuk sementara kepengurusan Kadin Jabar berada dalam status quo.
Secara otomatis, kata Erwin, status yang sama juga berlaku bagi kantor sekretariat kadin Jabar di Jl Sukabumi Bandung.
Pernyataan Erwin ini disampaikan di hadapan setidaknya 20 pengurus kadin kota/kabupaten dan sekitar 8 anggota luar biasa di Hotel Grand Preanger Bandung, Minggu 5 Okober 2025.
Seperti diketahui, ada dua muprov yang diselenggarakan pada tanggal dan hari yang sama yakni 24 September 2025. Muprov di Bogor menghasilkan ketua umum Almer Faiq Rusidy dan Muprov Bandung menghasilkan Nizar Sungkar sebagai ketua umum.
Erwin mengatakan, dia meminta waktu minimal satu minggu untuk mencari solusi yang tepat. Salah satunya adalah mempertemukan pihak pihak terkait, termasuk ketua hasil muprov Bogor dan Bandung.
“Ya kita akan cari jalan keluar terbaik, salah satunya mempertemukan para pihak yang bersebrangan,” katanya.
Erwin mengatakan, seluruh aspirasi yang disampaikan para kadinda dan ALB yang disampaikan dalam pertemuan ini, akan menjadi obyek bahasan dengan para pengurus di Kadin Pusat. Terkait dengan muprov Bogor, sepengetahuannya bukan muprov tapi pra muprov. “Ya itu yang saya dengar tapi kemudian menjadi Muprov kadin persatuan ,” katanya.
Kalau muprov kadin persatuan harusnya tidak ada kadinda atau ALB yang protes, tetapi ini malah sebagian besar memprotes muprov Kadin Jabar di Bogor.
HARUS TEGAS
Pertemuan yang dihadiri oleh mantan Ketua Kadin Jabar Cucu Sutara, Caretaker Kadin Jabar Agung Suryamal ini sempat sedikit panas.
Ketegangan terjadi saat beberapa pengurus kadin daerah dan beberapa ALB menyesalkan adanya campur tangan atau keterlibatan pengurus kadin pusat yang ikut bermain. Seharusnya, pengurus Kadin Pusat bertindak sebagai wasit saja.
Salah seorang senior Kadin Jabar Herman Muchtar bahkan dengan lantang mengatakan bahwa Kadin Pusat tidak becus. Oleh karena itu, Herman meminta agar kehadiran Erwin Aksa dalam peremuan di Hotel Preanger tersebut bisa menjadi solisi. “Jabar jangan dijadikan ajang ribut terus. Saya berpengalaman 20 tahun jadi pengurus Kadin salah satunya ketika dipimpin oleh Pak Agung, tetapi baru sekarang ini ribut terus,” ujar Herman.
Yang menarik saat ketua Gabungan Pengusaha Sunda Ir Dony Mulyana Kurnia diberi kesempatan bicara. Sambil berurai air mata, Dony mengaku tidak rela tanah sunda dikoyak koyak. Dia yang mengaku pernah dipenjara karena membela Kadin berharap Erwin Aksa bisa menemukan jalan terbaik.
Sementara itu Ketua DPP Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik mengatakan, selama Kadin Jabar masih dualisme, tidak akan terjadi yang namanya guyub atau kompak. Secara legal juga sulit. Ini berpengaruh pada anggota yang kebingungan. Ning berharap Erwin Aksa bisa segera menyudahi konflik ini.
SESUAI AD ART DAN PO
Kesimpulanya, para pengurus kadinda kota/kabupaten dan para ALB kompak menyatakan bahwa Kadin Pusat dalam menyikapi dinamika Kadin Jabar ini harus menjadikan AD/ART dan PO organisasi sebagai pijakan atau pedoman utama.
Seperti diungkapkan Ketua Kadin Kab Garut, perwakilan Kota dan Kab Bogor, Bandung Barat, Indramayu dan beberapanALB bahwa Kadin Pusat tetap harus mengacu pada AD dan ART.
Mereka juga meyakini bahwa Muprov Bandung yang menghasilkan Nizar Sungkar sebagsi ketua, diselenggarakan sesuai dengan AD/ART. Mereka juga menegaskan tetap menganggap Agung Suryamal sebagai caretaker yang sah secara hukum.
Saat mendapat kesempatan berbicara, mantan ketua umum Kadin Jabar H.Cucu Sutara mengatakan, penyelesaian konflik Kadin Jabar ini harus tetap berpegang teguh pada aturan, dan pengurus Kadin Pusat tidak ikut bermain. Cukup jadi wasit saja.
Sementara Agung Suryamal menyampaikan kronologi dinamika Kadin Jabar mulai dari dirinya diangkat jadi caretaker sampai saat ini. Dalam setiap langkahnya, Agung selalu berpatokan pada AD/ART. Dia ingin ketua yang memimpin Kadin Jabar adalah orang yang benar benar memenuhi syarat secara aturan dan memiliki rekam.jejak yang baik.
Tana S